PGHB_C'-1




PGHB_C'-1

Beberapa Gagasan Mengenai Teknik Penulisan Sederhana dari Suatu Kegiatan Hasil Praktek

 Oleh : Yusni Tria Yunda, S.Pd.

Teknik sebagai cara bagi manusia untuk melakukan sesuatu, memiliki perbedaan dengan metode. Jika metode adalah cara mengkaji masalah secara lebih umum <"general">, maka teknik adalah cara untuk melakukan penyelesaian secara lebih khusus dan tersistematis terhadap permasalahan yang akan diselesaikan. Karena sifatnya yang khusus, maka teknik, - dalam beberapa hal, - lebih dekat dengan konsep pendekatan <"approach"> yang menjadi bagian dari metode. Dengan demikian, ada tiga <3> konsep kata yang cenderung seperti mirip, - namun berbeda antara yang satu dengan yang duanya, -berkenaan dengan cara penyelesaian masalah. Penggunaan istilah cara umum, atau metode, cenderung lebih sesuai bila diterapkan ketika yang melakukan penyelesaian masalah, yaitu;

1. Pihak penulis <"the writer"> dalam pelaporan,
2. Pihak pelaku <"the doer"> atau teknisi pelaksana <"the technician">,
3. Pihak penulis merangkap pihak pelaksana <"as the writer and also as the doer">.

Dalam hal yang akan menjadi pihak pelapor adalah penulis yang merangkap pihak pelaksana <"as the writer and also as the doer">, sebagaimana yang biasanya berlangsung dalam kegiatan praktek dari suatu teknik, maka lebih sesuai digunakan istilah penulis <"the writer">. Terkecuali apabila yang menjadi objek dari praktek termaksud adalah pelaku sebagai pihak lain <"bukan penulis laporan"> yang akan dikaji dalam laporan, maka penulis dapat mencantumkan dua subjek pada tulisan laporan yang menjadi tanggungjawabnya. Pertama; penulis laporan kegiatan. Ke-dua; subjek pelaku yang ditulis sebagai pemilik praktek yang akan dilaporkan. Hal dua status ini dapat terjadi apabila, misalnya, dalam hal seorang melakukan suatu pelaporan melalui tulisan mengenai kegiatan praktek penelitian, yang ditujukan untuk mendapatkan kelulusan, yang apabila laporan telah diterima, diuji, dan lulus; serta ada konsekuensi dari kelulusan termaktub, berupa pengakuan gelar tertentu terhadap diri penulisnya, maka praktek kegiatan termaktub sebelum diujikan adalah miliknya sebagai pelaku teknis, dan setelah lulus diujikan adalah milik namanya <"author"> serta nilai dan atau gelar tertentu yang dinisbahkan kepadanya <"name" plus "value" nor "the specify graduate as his own">. Paragraf ini adalah hal yang merupakan pemisalan dalam teknik penulisan, untuk mengetahui status kepemilikan dari praktek yang sebenarnya milik siapa, serta dalam konteks apa tulisan termaktub diajukan.

Dalam metode linguistik yang lagi dipikirkan oleh penulis, hal ini akan diklasifikasikan sebagai pendekatan, yaitu pendekatan subjek sebagai objek. Memahami pendekatan ini, akan membuat penerima laporan lebih memahami logika cara berpikir penulis tulisan ini, yaitu apakah; penulis menempatkan dirinya setelah praktek selesai diujikan dan dinyatakan lulus, ataukah menempatkan dirinya yang dibahas pada saat dirinya melakukan praktek termaksud. Kronologisasi tadi sebagai cara berpikir dalam pelaporan menjadi hal yang utama dalam tahap menentukan judul dari suatu laporan kegiatan, yang perlu dicarikan pendekatannya. Setelah itu, terhadap "approach" tadi, barulah mulai dapat dilaksanakan teknik penulisan dalam kajiannya, untuk membatasi waktu berlangsungnya kegiatan praktek yang telah dilaksakan dan akan dilakukan pelaporannya kini.

"Kesombongan" yang tiada sengaja, atau lebih tepatnya "kecerobohan", mungkin dapat terjadi dalam proses penulisan suatu kegiatan praktek, sehubungan penulis tiada memikirkan hal status kepemilikan ini, sehingga cenderung mengabaikan hukum atas keberlakuan waktu terhadap status seorang atau beberapa pelaku terhadap suatu peristiwa yang telah berlalu dan lagi dibahas dalam tulisan sebagai laporan. Ketiadasengajaan ini, sebagian besar disebabkan oleh tiadanya gremer past tens <"past tense"> maupun past kontinyus tens <"past continues tense"> dalam Bahasa Indonesia, maupun "sub-sub" bahasa-bahasa daerahnya, seperti Bahasa Sunda, Bahasa Jawa, Bahasa Aceh, juga mungkin bahasa-bahasa daerah lainnya.

Bagi "users" bahasa-bahasa yang tiada memiliki gelar gremer past tens maupun past kontinyus tens, untuk mengantisipasi kesalah-mengertian dalam hal kronologisasi berlangsungnya suatu kegiatan termaksud, diperlukan keteknikan tertentu <"certainly technical"> berdasarkan pemahaman penulis laporan terhadap filosofi #kesejarahan , yaitu bahwa sejarah tiada akan berulang <"repeating"> sebagai prisen kontinyus tens, namun makna dan fenomenanya sering dapat tertangkap pada simpel prisen tens.

Memahami ini, maka pemahaman sejarah dapat menjadi bagian besar dari kesejarahan, namun tiada setiap kesejarahan dapat dikategorikan sebagai sejarah. Contohnya, masalah "grammar" ini; bukan kajian sejarah, namun metode kesejarahannya <"historical method"> dapat digunakan oleh bidang-bidang kajian lain, yang dalam tulisan ini adalah untuk bidang teknik. Kembali kepada penggunaan teknik dalam laporan suatu kegiatan teknik, sangat perlu menyatakan batasan waktu dari berlangsungnya kegiatan, yang umumnya pada judul utama, dan terkadang ditempat (pada) anak judul disusun untuk memperjelas keterangan pada awal tulisan laporan termaktub.

Ini adalah cara mengaplikasikan teknik menulis pada judul laporan kegiatan hasil praktek dari suatu teknik yang digunakan; penulis memberi kodefikasi dengan #PGHB_C'1 sebagai teknik dari menjelaskan teknik ini. Selanjutnya, berkenaan dengan pendekatan, yaitu konsep dari hal yang keberadaannya sebelum teknik. Pendekatan terhadap suatu metode, dilaksanakan oleh teknik tertentu, dengan tujuan mencapai suatu atau beberapa hal yang telah disepakati oleh perumusan masalah untuk menggunakan metode tertentu, sesuai dengan temuan dugaan-keterhubungan <asumsi> berkaitan dengan dua hal atau lebih yang akan dicari keterhubungannya <variabel-variabel>, juga dengan waktu berlangsungnya kegiatan dari subjek dan objek yang dibahas. Waktu keberlangsungan kegiatan dari subjek dan objek yang dibahas, bukan berarti waktu penulisan atau waktu pelaporan. Dengan demikian, pendekatan yang dilakukan di antara keberlangsungan kegiatan dari subjek dan objek yang dibahas, dan dengan waktu penulisan atau penulisan pelaporan termaksud, adalah pendekatan dua dimensi waktu, yang perlu melibatkan satu jumlah derajat yang berbeda sebagai selisih waktu dari dua sudut pandang dalam suatu tulisan.

Mengenai hal ini, misalnya saat saya <dalam hal ini sebagai penulis> lagi <sedang dalam pekerjaan  melakukan namun bukan perkerjaan yang pertamakali dilakukannya> menulis suatu bagian kesimpulan laporan, artinya ada selisih waktu di antara bagian kesimpulan yang lagi ditulis, dengan bagian pembahasan yang telah terlebih dahulu dipahami jalan pemikiran penulis dalam bagian pembahasan termaksud yang termaktub tersebut. Pemahaman kesadaran kronologis seperti ini, memungkinkan teknik penulisan melaksanakan suatu pendekatan berdasarkan pada "track" waktu, antara satu bagian tulisan dengan bagian tulisan yang berkaitan dengan satu bagian termaksud, dalam tulisan yang sama <"internal"> yang lagi ditulis, yang membahas suatu teknik. Apabila pendekatan waktu ini dilakukan kepada bagian lain yang memiliki keterhubungan maksud, makna, ataupun pembahasan dengan bagian yang lagi ditulis oleh penulis, namun bagian lain yang termaksud berada diluar (di luar pada) keseluruhan dari bagian-bagian yang ada dalam tulisan yang lagi ditulis, atau pereferensian dari sumber eksternal, maka pendekatan waktu saat penulisan itu dapat melakukan "cross-reference" merujuk kepada sumber "extern" yang termaksud untuk disertakan dalam proses pemaktuban <"writing process"> yang disertai dengan identitas dan atau alamat dari pemilik sumber eksternal yang termaksud.

Dalam hal pemilik sumber eksternal yang akan dimaktubkan tiada diketahui identitas maupun alamatnya, maka identitas maupun alamat penulis dari sumber termaksud dapat dimaktubkan sebagai representator atau wakalah <perwakilan> dari pemilik aslinya. Memahami cara berpikir untuk mendekatkan diri <"taqrabu", 'taqrobu', dan pihak yang mendekatkan dirinya disebut 'muqorob' yang dapat dimaktubkan "muqarrab"> antara tulisan yang lagi ditulis oleh penulis laporan dengan sumber yang dituju itu, dan memperlakukannya sebagai suatu pendekatan <"appoach"> dalam penulisan, membuat "approach" dalam penulisan memiliki tempat barunya, setelah bagian yang lagi ditulis oleh penulis, namun bagian lain yang termaksud berada diluar <di luar pada> keseluruhan dari bagian-bagian yang ada dalam tulisan yang lagi ditulis, atau pereferensian dari sumber eksternal, maka pendekatan waktu saat penulisan itu dapat melakukan "cross-reference" merujuk kepada sumber "extern" yang termaksud untuk disertakan dalam proses pemaktuban <"writing process"> yang disertai dengan identitas dan atau alamat dari pemilik sumber eksternal yang termaksud.

Selama yang penulis ketahui; pendekatan atau "approach" baru diakui berada dalam ranah metode penelitian, ataupun metode pelaporan tertulis, - dan tiada ataupun belum diperlakukan sebagai suatu "approach" dalam kegiatan penulisan penelitian ataupun pelaporan tertulis. Teknik penulisan, seperti studi literatur, dan teknik lainnya, - hingga saat ditulisnya tulisan ini, - seolah tiada ataupun belum memiliki "patron" sebagai "ayah" di atasnya yang dapat mengarahkan jurusan dari teknik penulisan ataupun mengelompokkannya sebagai "intra-universal-writing". Pengetahuan mengenai ini seperti belum memiliki "ilmu sebagai kumpulan pengetahuan-pengetahuan yang telah disistematis[1], - yang karenanya, penulis menyepertikan status dari "process-of-writing-approach" <'proses dari pendekatan menulis'> ini berada dalam ranah "extra-universal-writing", yang masih memerlukan kajian lebih mendalam. Status ketiada keinternalan penulisan sebagai suatu pendekatan tertentu <"a-certainly-approach">, pada suatu pihak telah membuat pendekatan-pendekatan dalam metode sejarah seolah-olah mengalami kebebasan penulisan.

Penulis menduga ; karena sifat ketiadaan atau belum adanya pendekatan penulisan yang seragam dari para pelaku penulis kejadian-kejadian dan serta peristiwa-peristiwa ini, - telah membuat sebagian kelompok mengklasifikasikan sejarah sebagai bagian dari grup kajian sastra, serta sebagiannya lagi mengklasifikasikan sejarah sebagai bagian dari grup kajian sosial. Dualisme klasifikasi ini, membuat "historic-methodology" <'metodologi sejarah'> sangat diperlukan peranannya untuk mempertegas bahwa sejarah adalah ilmu <"science"> bukan sekedar jenis pengetahuan. Untuk menguji adanya indikasi keilmuan dalam sejarah, maka diperlukan praktek-praktek dari metode sejarah ke dalam bidang-bidang ilmu di luar sejarah, dan bidang teknik adalah yang perlu diujicoba untuk diaplikasikan. Adapun konsep teknik yang terdekat, - yang sangat memungkinkan untuk dikaji dalam hal ini adalah teknik penulisan, dengan penguji bidang teknik itu bersama.


[1] Sumber pengetahuan mengenai pengertian perbedaan antara ilmu, dan pengetahuan ini, didapati oleh penulis menurut pengajaran dari: Kamarga, Hansiswany,...(Hansiswany Kamarga) – yang pada suatu hari disampaikan secara lisan dan juga dituliskan pada papan tulis "white board" dalam "event" suatu pertemuan kegiatan perkuliahan reguler tatap muka di dalam kelas (“classroom”) yang pernah penulis ikuti bersama yang termaksud-termaktub selama tahun 1999 hingga sekitar tahun 2002.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SUBL_dict.wr.1

Tabelisasi di Google Document [2].